BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat dimana seorang
anak tumbuh dan berkembang sehingga lingkungan banyak berperan dalam membentuk
kepribadian dan karakter seseorang. Tempat sosialisasi yang paling dekat adalah
keluarga. Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan ini
yang mempengaruhi perkembangan anak, setelah itu sekolah dan kemudian
masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh
orangtua dan orang-orang terdekat. Setiap keluarga selalu berbeda dengan
keluarga lainnya, dalam hal ini yang berbeda misalnya cara mendidik keluarga
dan keadaan ekonomi keluarga. Setiap keluarga memiliki sejarah perjuangan,
nilai-nilai, dan kebiasaan yang turun temurun yang secara tidak sadar akan akan
membentuk karakter anak.
Pengaruh keluarga sangat besar dalam pembentukan pondasi
kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya
adalah keluarga yang penuh dengan konflik atau tidak bahagia. Kegagalan ini
akan berdampak negatif terhadap kehidupan bermasyarakat sebab manusia tidak
mampu menggali potensi positif yang dimiliki.
Peran keluarga sangat besar sebagai penentu
terbentuknya moral manusia-manusia yang dilahirkan. Pendidikan dalam keluarga
merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama kalinya mereka mengenal
dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik oleh orang tua. Sehingga
pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan
menjadi wahana pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk
sosial, religius, untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuh kembangkan
inisiatif dan kreativitas anak.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana
definisi Keluarga dan Masyarakat?
1.2.2 Bagaimana
definisi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia?
1.2.3 Apa
saja hambatan dalam mengembangkan dan memberdayakan keluarga di masyarakat?
1.2.4 Bagaimana
peran keluarga dalam masyarakat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk
mengetahui definisi keluarga dan masyarakat
1.3.2 Untuk
mengetahui definisi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
1.3.3 Untuk
mengetahui hambatan dalam mengembangkan dan memberdayakan keluarga di
masyarakat
1.3.4 Untuk
mengetahui peran keluarga dalam masyarakat
1.4 Manfaat
Agar pembaca
memiiki wawasan mengenai definisi keluarga dan masyarakat, pemberdayaan sumber
daya manusia, hambatan dalam mengembangkan dan memberdayakan keluarga di
masyarakat, serta peran keluarga dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Keluarga dan Masyarakat
A. Keluarga
Keluarga merupakan komunitas terkecil bagian dalam masyarakat yang tinggal dalam
satu rumah yg berisikan ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga merupakan sistem
awal pembelajaran bagi anak untuk mengenal dunia beserta isinya. Kalau
diibaratkan keluarga merupakan sebuah fondasi untuk tumbuh dan berkembangnya
sebuah bangsa sebab tempat sosialisasi pertama adalah di dalam keluarga. Adapun
keluarga dapat dibagi menjadi 2 yaitu keluarga inti dan anggota keluarga
tambahan. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Sedangkan
keluarga tambahan terdiri dari keluarga inti ditambah dengan anggota keluarga
lainnya, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, dan lain-lain.
Keluarga sangat amat berperan penting dalam perkembangan
anak yang nantinya sang anak akan terjun kedalam masyarakat guna kelangsungan
hidupnya kelak. Keluarga mendidik tingkah laku, sikap, dasar sosial dalam
bermasyarakat serta bersopan santun yang sangat amat penting dalam
bermasyarakat drbsb drgsls sesuatu yang dipelajari oleh anak dalam
keluarga nantinya akan diaplikasikan saat sang anak bermasyakat seperti saat
anak bermain, berkomunikasi dan lain-lain.
Peran keluarga dalam masyarakat juga sangat diperhatikan
karena pada umumnya lingkungan sekitar akan menilai perilaku sang anak yang
pada nantinya akan diketahui apa yang telah dajarkan oleh keluarganya. Kurangnya
penanaman nilai kehidupan sejak dini dalam keluarga juga dapat menimbulkan
kesan negatif dalam masyarakat begitu juga sebaliknya jika sejak dini telah
ditanamkan pengajaran-pengajaran yang sesuai maka segi positif yang akan
didapat. Maka pengembangan ini yang sangat harus diperhatikan dalam keluarga
guna penyelarasan dalam masyarakat.
B. Masyarakat
Pengertian
Masyarakat Menurut Definisi Para Ahli
1. Pengertian masyarakat menurut
definisi Paul B. Harton, yang mengatakan pendapatnya bahwa pengertian
masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup
bersama-sama yang cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok
itu.
- Pengertian
masyarakat menurut definisi Abdul Syani mengatakan bahwa pengertian
masyarakat adalah berkumpul, bersama, hidup bersama dengan saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
- Pengertian
masyarakat menurut definisi Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm mengatakan
pendapatnya bahwa pengertian masyarakat adalah sejumlah besar orang yang
tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dari orang-orang di
luar itu, dan memiliki budaya yang relatif sama.
- Pengertian
masyarakat menurut definisi Soerjono Soekanto yang mengatakan bahwa
pengertian masyarakat adalah proses terjadinya interaksi sosial, suatu
interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua
syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
- Pengertian
masyarakat menurut definisi Gillin & Gillin mengatakan bahwa
pengertian masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan
tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang diikat oleh bersamaan.
Secara umum, Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu
yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati
dalam lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society"
yang berarti "masyarakat",
lalu kata society berasal dari bahasa
latin yaitu "societas" yang berarti "kawan".
Pengertian masyarakat terbagi atas dua yaitu :
1.
Pengertian
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan hidup bersama
tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya.
2. Pengertian Masyarakat dalam arti sempit
adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial, dan
lain sebagainya.
Pengertian
masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang terorganisasi
karena memiliki tujuan yang sama. Secara sederhana Masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan
yang sama. Terbentuknya masyarakat karna manusia menggunakan perasaan, pikiran
dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya.
Karakteristik Masyarakat adalah sebagai berikut:
Karakteristik Masyarakat adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki
wilayah tertentu
- Dengan
secara yang kolektif menghadapi atau menghindari musuh
- Mempunyai
cara dalam berkomunikasi
- Timbulnya
diskriminasi warga masyarakat dan bukan warga masyarakat tersebut.
- Setiap
dari anggota masyarakat dapat bereproduksi dan beraktivitas.
Unsur-unsur
suatu masyarakat adalah sebagai berikut :
1.
Harus
ada perkumpulan manusia dan harus banyak
- Telah
bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
- Adanya
aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.
Ciri-ciri
dari suatu Masyarakat, diantaranya ialah :
1.
Merupakan
pengelompokkan individu.
- Adanya
interaksi antara individu-individu anggota masyarakat.
- Adanya
aturan-aturan yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
- Individu-individu
sebagai satu kesatuan mendukung, mengembangkan, dan meneruskan kebudayaan.
2.2
Definisi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah suatu benda ekonomi yang langka
dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Berbeda dengan benda ekonomi
lainnya, sumber daya manusia tidak memiliki wujud fisik sehingga dikatagorikan
sebagai benda ekonomi yang berbentuk jasa.
Menurut
Abdurrahmat Fathoni (2006, h 8) Sumber Daya Manusia merupakan modal dan kekayaan
yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting
mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan
kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan
organisasi, maupun bagi kepentingan individu.
Sumber
Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak
dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya,
SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak
untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Sumber
daya manusia dapat dikembangkan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Pendidikan formal
Pendidikan
formal sangat merupakan instrumen utama dalam meningkatkan sumber daya
manusia, yakni dengan mendorong manusia agar menjadi seseorang yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
Menumbuhkan
budaya belajar kepada seluruh lapisan masyarakat. Budaya belajar akan tumbuh
apabila dirancang untuk memotivasi dan memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk mengembangkan segala kemampuan mereka sehingga mereka menjadi manusia
yang produktif.
2.
Pendidikan non formal dan program pelatihan
Pendidikan
non formal tetap memiliki peran penting dalam mengembangkan sumber daya
manusia, karena tidak semua ilmu dan wawasan didapat dari pendidikan formal. Sumber
daya manusia bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang inovatif dan
produktif, maka dari pendidikan non formal masyarakat dapat langsung merasakan
ataupun mengalami sesuatu hal dalam kehidupannya sehari-hari yang menjadi bahan
pemikiran mereka dalam mengambil keputusan dan tujuan mereka.
Program
pelatihan yang sering diikuti dapat menjadi motivasi dan ilmu dalam
meningkatkan keahlian, kecakapan dan kreatifitas mereka. Kegiatan program pelatihan
biasanya lebih cepat dipahami dari pada pendidikan formal, karerna dalam
program pelatihan masyarakat dapat terjun dan merasakan langsung dalam praktik
suatu kegiatan yang diajarkan.
3.
Pengembangan Diri Pribadi
Sesuai
dengan fitrah manusia yang sejalan dengan pribahasa yang mengatakan “Tambang emas
pada diri anda adalah pikiran anda. Anda dapat menggali sepuas anda inginkan“.
Otak, memori, emosi, berpikir, sikap, perilaku dan kepribadian, merupakan alat
dan kekuatan untuk mengembangkan potensi diri, hal itu terjadi apabila diri
seseorang dapat menghayati makna yang tersembunyi tersebut dan
menggunakannya dengan sebaik mungkin, maka seseorang itu dikatakan telah dapat
menggali emas pada dirinya sendiri.
Kreativitas
serta keterampilan seseorang harus selalu tersalurkan sehingga dapat memicu inovasi
dan rasa tanggung jawab mereka naik akan keinginan, harapan serta tujuan-tujuan
mereka.
Untuk
meningkatkan sumber daya manusia maka yang dilakukan adalah menambah investasi
pada komponen masukan dan untuk melihat tingkat kualitas SDM (naik atau turun)
maka yang dilihat adalah komponen luarannya (output-nya).
Dilihat
dari sudut komponen masukan, kualitas fisik dapat direfleksikan oleh tingkat
kesehatan sedangkan kualitas non fisik dapat diperlihatkan oleh tingkat
pendidikan dan keterampilan seseorang.
Dari
komponen luaran kualitas fisik dapat berupa indikator-indikator fisik
kependudukan seperti angka kematian, umur harapan hidup, ukuran dan bentuk
badan, daya dan tenaga fisik, kesegaran jasmani dan indikator lainnya.
Pengeluaran
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dikatagorikan sebagai
pengeluaran untuk investasi yaitu investasi pada manusia.
Hasil
dari investasi pada manusia akan menambah modal manusia. Modal manusia adalah
modal yang berakumulasi melalui pendidikan bertahun-tahun, latihan di
tempat kerja dan hasil pengalaman yang terkandung dalam diri tenaga kerja.
Penambahan
modal manusia akan memberikan sumbangan terhadap produktifitasdan kemampuan
wiraswasta atau berusaha yang diterapkan dalam pertanian, dalam produksi rumah
tangga, dalam kegiatan siswa dan mahasiswa dalam mengalokasikan waktu dan
sumber daya pendidikan lainnya dan dalam melakukan migrasi untuk memperbaiki
tingkat kehidupan.
Disamping
itu modal manusia juga memberikan sumbangan penting terhadap kepuasan yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari konsumsi masa sekarang dan konsumsi
masa depan. Dengan demikian produktivitas dapat juga dijadikan salah satu
komponen luaran dari kualitas sumber daya manusia, baik kualitas fisik , maupun
non fisik karena kedua jenis kualitas itu susah dipisahkan.
2.3 Hambatan dalam Mengembangkan dan Memberdayakan
Keluarga di Masyarakat
Faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal) yaitu rendahnya kualitas
sumber daya manusia karena tingkat pendidikan dan keterampilan yang belum
memadai. Kesehatan rendah dan hambatan budaya (budaya kemiskinan). Hal ini
mengakibatkan lahirnya sifat-sifat negatif dalam diri manusia seperti apatis,
cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai
orientasi kehidupan masa depan.
Faktor-faktor yang berasal dari luar
kemampuan seseorang (faktor eksternal), hal ini dapat terjadi karena birokrasi
atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat dibatasi atau
memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang
tersedia.
Berikut merupakan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan
dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal
dari sistem sosial. Kendala-kendala tersebut adalah :
1.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
Masyarakat yang kurang melakukan hubungan dengan
masyarakat luar dapat menyebabkab kurangnya mendapat informasi tentang
perkembangan dunia. Hal ini mengakibatkan masyarakat tersebut terasing dan
tetap terkurung dalam pola-pola pemikiran yang sempit dan lama. Selain itu
mereka cenderung tetap mempertahankan tradisi yang tidak mendorong kearah
kemajuan.
2.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlambat
Jika suatu masyarakat kurang
melakukan hubungan dengan masyarakat luar, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masyarakat tersebut menjadi lambat. Hal ini disebabkan mereka
kurang atau belum menerima informasi tentang kemajuan masyarakat lain.
Disamping itu penjajahan juga dapat menyebabkan terlambatnya perkembangan IPTEK
pada suatu masyarakat.
3.
Sikap masyarakat yang tradisional
Masyarakat yang masih mempertahankan
tradisi dan menganggap tradisi tak dapat diubah secara mutlak. Hal ini
disebabkan masyarakat tak bersedia menerima inovasi dari luar. Padahal, inovasi
tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong terjadinya perubahan
yang diharapkan dalam suatu masyarakat.
4.
Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing
Rasa curiga terhadap hal-hal baru
yang datang dari luar dapat menghambat terjadinya perubahan sosial dalam
masyarakat. Sikap ini bisa dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh
bangsa-bangsa barat. Akibatnya, semua unsur-unsur baru yang berasal dari bangsa
barat selalu dicurigai dan sulit mereka terima.
5.
Adat atau kebiasaan
Unsur-unsur baru dianggap oleh sebagian masyarakat dapat merusak adat atau
kebiasaan yang telah mereka anut sejak lama. Mereka khawatir adat atau
kebiasaan yang dianut menjadi punah jika mereka menerima unsur-unsur baru
bahkan dapat merusak tatanan atau kelembagaan sosial yang meraka bangun dalam
masyarakatnya.
6.
Ketergantungan (depedence)
Ketergantungan suatu komunitas
terhadap orang lain (misalnya terhadap pendamping sosial) menyebabkan proses
“pemandirian” masyarakat membutuhkan
waktu yang cenderung lebih lama.
7.
Superego
Superego yang terlalu kuat dalam
diri seseorang cenderung membuat ia tidak mau atau sulit menerima perubahan
atau pembaharuan. Dorongan superego yang berlebihan dapat menimbulkan kepatuhan
yang berlebihan pula.
8.
Rasa tidak percaya diri (self distrust)
Rasa tidak percaya diri membuat
seseorang tidak yakin dengan kemampuannya sehingga sulit untuk menggali dan
memunculkan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini membuat orang menjadi sulit
berkembang karena ia sendiri tidak ingin berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
9.
Rasa tidak aman dan regresi (insecurity
and regression)
Keberhasilan dan “masa-masa kejayaan”
yang pernah dialami seseorang cenderung menyebabkan ia larut dalam “kenangan”
terhadap keberhasilan tersebut dan tidak berani atau tidak mau melakukan
perubahan. Contoh regresi ini adalah seseorang yang tidak mau mengubah pola
pertaniannya karena ia pernah mengalami masa-masa panen yang melimpah di waktu
yang lalu. Rasa tidak aman berkaitan dengan keengganan seseorang untuk
melakukan tindakan perubahan atau pembaharuan karena ia hidup dalam suatu
kondisi yang dirasakan tidak membahayakan dan berlangsung dalam waktu cukup.
Contoh rasa tidak aman ini antara lain seseorang tidak berani mengemukakan
pendapatnya karena takut salah, malu dan takut dimarahi oleh pimpinan yang
mungkin juga menimbulkan konsekuensi ia akan diberhentikan dari pekerjaannya.
10.
Kesepakatan terhadap norma tertentu (conforming
to norms)
Norma berkaitan erat dengan
kebiasaan dalam suatu komunitas. Norma merupakan aturan-aturan yang tidak
tertulis namun mengikat anggota-anggota komunitas. Di satu sisi, norma dapat
mendukung upaya perubahan tetapi di sisi lain norma dapat menjadi penghambat
untuk melakukan pembaharuan.
11.
Kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya (systemic
and cultural coherence)
Perubahan yang dilakukan pada suatu
area akan dapat mempengaruhi area yang lain karena dalam suatu komunitas tidak
berlaku hanya satu sistem tetapi berbagai sistem yang saling terkait, menyatu
dan terpadu sehingga memungkinkan masyarakat itu hidup dalam keadaan mantap.
Sebagai contoh, perubahan sistem mata pencaharian dari ladang berpindah menjadi
lahan pertanian tetap akan menimbulkan perubahan pada kebiasaan yang lain
seperti pola pengasuhan anak, pola konsumsi dan sebagainya.
12.
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentingan dapat menjadi
salah satu penghambat dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Misalnya, upaya
pemberdayaan petani di suatu desa tidak dapat dilaksanakan karena ada kelompok
kepentingan tertentu yang bermaksud membeli lahan pertanian untuk mendirikan
perusahan tekstil. Kelompok kepentingan ini akan berupaya lebih dulu agar lahan
pertanian tersebut jatuh ke tangan mereka.
13.
Hal yang bersifat sakral (the
sacrosanct).
Beberapa kegiatan tertentu lebih
mudah berubah dibandingkan beberapa kegiatan lain, terutama bila kegiatan
tersebut tidak berbenturan dengan nilai-nilai yang dianggap sakral oleh
komunitas. Sebagai contoh di banyak wilayah, dukungan terhadap perempuan yang
mencalonkan diri sebagai pemimpin dirasakan masih sangat kurang karena
masyarakat umumnya masih menganggap bahwa pemimpin adalah laki-laki sebagaimana
yang diajarkan oleh agama atau sesuai dengan sistem patriaki.
14.
Penolakan terhadap orang luar.
Anggota-anggota komunitas mempunyai
sifat yang universal dimiliki oleh manusia.Salah satunya adalah rasa curiga dan
“terganggu” terhadap orang asing. Pekerja sosial atau pendamping sosial yang
akan memfasilitasi program pemberdayaan tentu akan mengalami kendala dan
membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum ia dapat diterima dalam suatu
komunitas. Di samping itu, rasa curiga dan terganggu ini menyebabkan komunitas
enggan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh “orang asing” yang memfasilitasi program pemberdayaan di daerah mereka.
2.4
Peran Keluarga di Masyarakat
Keluarga
sangat berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keluarga itu sendiri
adalah adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah ayah
sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Fungsi yang dijalankan keluarga dalam masyarakat diantaranya sebagai berikut :
1.Fungsi Pendidikan dilihat dari keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3.Fungsi Perlindungan dilihat dari
keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman.
4.Fungsi Perasaan dilihat dari keluarga
secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.Fungsi Agama dilihat dari keluarga
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala
keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain
setelah dunia.
6.Fungsi Ekonomi dilihat dari kepala
keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.Fungsi Rekreatif dilihat dari menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
7.Fungsi Rekreatif dilihat dari menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8.Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana
keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9.Memberikan kasih sayang, perhatian,dan
rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga.
Keluarga dapat
mempengaruhi kemajuan bangsa, masyarakat, maupun lingkungan hidup sekitarnya.
Adapun pengaruh yang diberikan diantaranya yaitu :
a. Bagi
Bangsa
Keluarga dapat dijadikan sebagai
tempat pembentukan karakter generasinya melalui pendidikan dalam keluarga.
Dengan demikian melalui pendidikan di dalam keluarga dapat melahirkan generasi
yang unggul dan berkarakter sehingga dapat mewujudkan cita-cita negara yaitu
menjadi bangsa yang sejahtera. Karena semakin baik kualitas komunitas terkecil
(keluarga) dari suatu bangsa, maka kesejahteraan bangsa itu sendiri akan
meningkat.
b. Bagi
Masyarakat
Generasi yang dilahirkan dalam
keluarga dapat dididik menjadi calon pemimpin yang baik. Melalui pendidikan
karakter dari orang tua dapat melahirkan calon pemimpin yang kelak dapat
memimpin suatu masyarakat tempat tinggalnya. Bila keluarga dapat melahirkan
seorang pemimpin yang berkarakter, maka akan member pengaruh positif terhadap
masyarakat itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dari hasil pembahasan adalah sebagai berikut :
1.
Keluarga merupakan bagian dalam
masyarakat yang tinggal dalam satu rumah yg berisikan ayah, ibu, dan anak-anak.
Keluarga merupakan sistem awal pembelajaran bagi anak untuk mengenal dunia
beserta isinya. Secara umum, Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu
yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati
dalam lingkungannya.
2. Sumber daya manusia adalah suatu
benda ekonomi yang langka dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Berbeda dengan benda ekonomi lainnya, sumber daya manusia tidak memiliki wujud
fisik sehingga dikatagorikan sebagai benda ekonomi yang berbentuk jasa.
3. Hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam mengembangkan dan memberdayakan SDM berasal dari
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal) dan
faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang (faktor eksternal).
Berikut merupakan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan
dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal
dari sistem sosial. Kendala-kendala tersebut adalah kurangnya hubungan dengan masyarakat luar, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlambat, sikap masyarakat yang tradisional, prasangka terhadap hal-hal yang baru atau
asing, adat atau kebiasaan,
ketergantungan (depedence), superego, rasa tidak percaya diri (self
distrust), rasa tidak aman
dan regresi (insecurity and regression),
kesepakatan terhadap norma tertentu (conforming to norms), kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya (systemic and cultural coherence), kelompok kepentingan, hal
yang bersifat sakral (the sacrosanct), penolakan
terhadap orang luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar