Minggu, 24 Februari 2019

PERAN KELUARGA DALAM MASYARAKAT


BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Lingkungan merupakan tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang sehingga lingkungan banyak berperan dalam membentuk kepribadian dan karakter seseorang. Tempat sosialisasi yang paling dekat adalah keluarga. Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan ini yang mempengaruhi perkembangan anak, setelah itu sekolah dan kemudian masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orangtua dan orang-orang terdekat. Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluarga lainnya, dalam hal ini yang berbeda misalnya cara mendidik keluarga dan keadaan ekonomi keluarga. Setiap keluarga memiliki sejarah perjuangan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang turun temurun yang secara tidak sadar akan akan membentuk karakter anak.
Pengaruh keluarga sangat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh dengan konflik atau tidak bahagia. Kegagalan ini akan berdampak negatif terhadap kehidupan bermasyarakat sebab manusia tidak mampu menggali potensi positif yang dimiliki.
Peran keluarga sangat besar sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang dilahirkan. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk sosial, religius, untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif dan kreativitas anak.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1   Bagaimana definisi Keluarga dan Masyarakat?
1.2.2   Bagaimana definisi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia?
1.2.3   Apa saja hambatan dalam mengembangkan dan memberdayakan keluarga di masyarakat?
1.2.4   Bagaimana peran keluarga dalam masyarakat?

1.3  Tujuan

1.3.1   Untuk mengetahui definisi keluarga dan masyarakat
1.3.2   Untuk mengetahui definisi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
1.3.3   Untuk mengetahui hambatan dalam mengembangkan dan memberdayakan keluarga di masyarakat
1.3.4   Untuk mengetahui peran keluarga dalam masyarakat

1.4  Manfaat

Agar pembaca memiiki wawasan mengenai definisi keluarga dan masyarakat, pemberdayaan sumber daya manusia, hambatan dalam mengembangkan dan memberdayakan keluarga di masyarakat, serta peran keluarga dalam masyarakat.










BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Definisi Keluarga dan Masyarakat

A. Keluarga
Keluarga merupakan komunitas terkecil  bagian dalam masyarakat yang tinggal dalam satu rumah yg berisikan ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga merupakan sistem awal pembelajaran bagi anak untuk mengenal dunia beserta isinya. Kalau diibaratkan keluarga merupakan sebuah fondasi untuk tumbuh dan berkembangnya sebuah bangsa sebab tempat sosialisasi pertama adalah di dalam keluarga. Adapun keluarga dapat dibagi menjadi 2 yaitu keluarga inti dan anggota keluarga tambahan. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Sedangkan keluarga tambahan terdiri dari keluarga inti ditambah dengan anggota keluarga lainnya, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, dan lain-lain.
Keluarga sangat amat berperan penting dalam perkembangan anak yang nantinya sang anak akan terjun kedalam masyarakat guna kelangsungan hidupnya kelak. Keluarga mendidik tingkah laku, sikap, dasar sosial dalam bermasyarakat serta bersopan santun yang sangat amat penting dalam bermasyarakat drbsb drgsls sesuatu yang dipelajari oleh anak dalam keluarga nantinya akan diaplikasikan saat sang anak bermasyakat seperti saat anak bermain, berkomunikasi dan lain-lain.
Peran keluarga dalam masyarakat juga sangat diperhatikan karena pada umumnya lingkungan sekitar akan menilai perilaku sang anak yang pada nantinya akan diketahui apa yang telah dajarkan oleh keluarganya. Kurangnya penanaman nilai kehidupan sejak dini dalam keluarga juga dapat menimbulkan kesan negatif dalam masyarakat begitu juga sebaliknya jika sejak dini telah ditanamkan pengajaran-pengajaran yang sesuai maka segi positif yang akan didapat. Maka pengembangan ini yang sangat harus diperhatikan dalam keluarga guna penyelarasan dalam masyarakat.
B. Masyarakat
Pengertian Masyarakat Menurut Definisi Para Ahli
1.       Pengertian masyarakat menurut definisi Paul B. Harton, yang mengatakan pendapatnya bahwa pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama yang cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. 
  1. Pengertian masyarakat menurut definisi Abdul Syani mengatakan bahwa pengertian masyarakat adalah berkumpul, bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
  2. Pengertian masyarakat menurut definisi Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm mengatakan pendapatnya bahwa pengertian masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dari orang-orang di luar itu, dan memiliki budaya yang relatif sama. 
  3. Pengertian masyarakat menurut definisi Soerjono Soekanto yang mengatakan bahwa pengertian masyarakat adalah proses terjadinya interaksi sosial, suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi. 
  4. Pengertian masyarakat menurut definisi Gillin & Gillin mengatakan bahwa pengertian masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang diikat oleh bersamaan. 
Secara umum, Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society" yang berarti "masyarakat", lalu kata society berasal dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti "kawan".

Pengertian masyarakat terbagi atas dua yaitu :
1.      Pengertian Masyarakat dalam arti luas adalah  keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya.
2.      Pengertian Masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial, dan lain sebagainya.
Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang sama. Secara sederhana Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan yang sama. Terbentuknya masyarakat karna manusia menggunakan perasaan, pikiran dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya.

Karakteristik Masyarakat adalah sebagai berikut:
1.       Memiliki wilayah tertentu 
  1. Dengan secara yang kolektif menghadapi atau menghindari musuh 
  2. Mempunyai cara dalam berkomunikasi
  3. Timbulnya diskriminasi warga masyarakat dan bukan warga masyarakat tersebut. 
  4. Setiap dari anggota masyarakat dapat bereproduksi dan beraktivitas. 
Unsur-unsur suatu masyarakat adalah sebagai berikut :
1.       Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
  1. Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
  2. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Ciri-ciri dari suatu Masyarakat, diantaranya ialah :
1.       Merupakan pengelompokkan individu.
  1. Adanya interaksi antara individu-individu anggota masyarakat.
  2. Adanya aturan-aturan yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
  3. Individu-individu sebagai satu kesatuan mendukung, mengembangkan, dan meneruskan kebudayaan.

2.2 Definisi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

                Sumber daya manusia adalah suatu benda ekonomi yang langka dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Berbeda dengan benda ekonomi lainnya, sumber daya manusia tidak memiliki wujud fisik sehingga dikatagorikan sebagai benda ekonomi yang berbentuk jasa.
                Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006, h 8) Sumber Daya Manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu.
                        Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.
            Sumber daya manusia dapat dikembangkan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Pendidikan formal
     Pendidikan formal sangat merupakan instrumen utama dalam meningkatkan sumber  daya manusia, yakni dengan mendorong manusia agar menjadi seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,  sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
     Menumbuhkan budaya belajar kepada seluruh lapisan masyarakat. Budaya belajar akan tumbuh apabila dirancang untuk memotivasi dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan segala kemampuan mereka sehingga mereka menjadi manusia yang produktif.
2.    Pendidikan non formal dan program pelatihan
     Pendidikan non formal tetap memiliki peran penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, karena tidak semua ilmu dan wawasan didapat dari pendidikan formal. Sumber daya manusia bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang inovatif dan produktif, maka dari pendidikan non formal masyarakat dapat langsung merasakan ataupun mengalami sesuatu hal dalam kehidupannya sehari-hari yang menjadi bahan pemikiran mereka dalam mengambil keputusan dan tujuan mereka.
     Program pelatihan yang sering diikuti dapat menjadi motivasi dan ilmu dalam meningkatkan keahlian, kecakapan dan kreatifitas mereka. Kegiatan program pelatihan biasanya lebih cepat dipahami dari pada pendidikan formal, karerna dalam program pelatihan masyarakat dapat terjun dan merasakan langsung dalam praktik suatu kegiatan yang diajarkan.
3.    Pengembangan Diri Pribadi
     Sesuai dengan fitrah manusia yang sejalan dengan pribahasa yang mengatakan “Tambang emas pada diri anda adalah pikiran anda. Anda dapat menggali sepuas anda inginkan“. Otak, memori, emosi, berpikir, sikap, perilaku dan kepribadian, merupakan alat dan kekuatan untuk mengembangkan potensi diri, hal itu terjadi apabila diri seseorang dapat menghayati makna yang tersembunyi  tersebut dan menggunakannya dengan sebaik mungkin, maka seseorang itu dikatakan telah dapat menggali emas pada dirinya sendiri.
     Kreativitas serta keterampilan seseorang harus selalu tersalurkan sehingga dapat memicu inovasi dan rasa tanggung jawab mereka naik akan keinginan, harapan serta tujuan-tujuan mereka.
     Untuk meningkatkan sumber daya manusia maka yang dilakukan adalah menambah investasi pada komponen masukan dan untuk melihat tingkat kualitas SDM (naik atau turun) maka yang dilihat adalah komponen luarannya (output-nya).
            Dilihat dari sudut komponen masukan, kualitas fisik dapat direfleksikan oleh tingkat kesehatan sedangkan kualitas non fisik dapat diperlihatkan oleh tingkat pendidikan dan keterampilan seseorang.
     Dari komponen luaran kualitas fisik dapat berupa indikator-indikator fisik kependudukan seperti angka kematian, umur harapan hidup, ukuran dan bentuk badan, daya dan tenaga fisik, kesegaran jasmani dan indikator lainnya.
     Pengeluaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dikatagorikan sebagai pengeluaran untuk investasi yaitu investasi pada manusia.
            Hasil dari investasi pada manusia akan menambah modal manusia. Modal manusia adalah modal yang berakumulasi melalui pendidikan  bertahun-tahun, latihan di tempat kerja dan hasil pengalaman yang terkandung dalam diri tenaga kerja.
     Penambahan modal manusia akan memberikan sumbangan terhadap produktifitasdan kemampuan wiraswasta atau berusaha yang diterapkan dalam pertanian, dalam produksi rumah tangga, dalam kegiatan siswa dan mahasiswa dalam mengalokasikan waktu dan sumber daya pendidikan lainnya dan dalam melakukan migrasi untuk memperbaiki tingkat kehidupan.
     Disamping itu modal manusia juga memberikan sumbangan penting terhadap kepuasan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari konsumsi masa sekarang dan konsumsi masa depan.  Dengan demikian produktivitas dapat juga dijadikan salah satu komponen luaran  dari kualitas sumber daya manusia, baik kualitas fisik , maupun non fisik karena kedua jenis kualitas itu susah dipisahkan.

2.3  Hambatan dalam Mengembangkan dan Memberdayakan Keluarga di Masyarakat

                Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal) yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan dan keterampilan yang belum memadai. Kesehatan rendah dan hambatan budaya (budaya kemiskinan). Hal ini mengakibatkan lahirnya sifat-sifat negatif dalam diri manusia seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan.
            Faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang (faktor eksternal), hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat dibatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia.
     Berikut merupakan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Kendala-kendala tersebut adalah :
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
            Masyarakat yang kurang melakukan hubungan dengan masyarakat luar dapat menyebabkab kurangnya mendapat informasi tentang perkembangan dunia. Hal ini mengakibatkan masyarakat tersebut terasing dan tetap terkurung dalam pola-pola pemikiran yang sempit dan lama. Selain itu mereka cenderung tetap mempertahankan tradisi yang tidak mendorong kearah kemajuan.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlambat
            Jika suatu masyarakat kurang melakukan hubungan dengan masyarakat luar, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat tersebut menjadi lambat. Hal ini disebabkan mereka kurang atau belum menerima informasi tentang kemajuan masyarakat lain. Disamping itu penjajahan juga dapat menyebabkan terlambatnya perkembangan IPTEK pada suatu masyarakat.
3. Sikap masyarakat yang tradisional
            Masyarakat yang masih mempertahankan tradisi dan menganggap tradisi tak dapat diubah secara mutlak. Hal ini disebabkan masyarakat tak bersedia menerima inovasi dari luar. Padahal, inovasi tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong terjadinya perubahan yang diharapkan dalam suatu masyarakat.
4. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing
            Rasa curiga terhadap hal-hal baru yang datang dari luar dapat menghambat terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Sikap ini bisa dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa barat. Akibatnya, semua unsur-unsur baru yang berasal dari bangsa barat selalu dicurigai dan sulit mereka terima.
5. Adat atau kebiasaan
       Unsur-unsur baru dianggap oleh sebagian masyarakat dapat merusak adat atau kebiasaan yang telah mereka anut sejak lama. Mereka khawatir adat atau kebiasaan yang dianut menjadi punah jika mereka menerima unsur-unsur baru bahkan dapat merusak tatanan atau kelembagaan sosial yang meraka bangun dalam masyarakatnya.
6. Ketergantungan (depedence)
            Ketergantungan suatu komunitas terhadap orang lain (misalnya terhadap pendamping sosial) menyebabkan proses “pemandirian” masyarakat membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama.
7. Superego
            Superego yang terlalu kuat dalam diri seseorang cenderung membuat ia tidak mau atau sulit menerima perubahan atau pembaharuan. Dorongan superego yang berlebihan dapat menimbulkan kepatuhan yang berlebihan pula.
8. Rasa tidak percaya diri (self distrust)
            Rasa tidak percaya diri membuat seseorang tidak yakin dengan kemampuannya sehingga sulit untuk menggali dan memunculkan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini membuat orang menjadi sulit berkembang karena ia sendiri tidak ingin berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
9. Rasa tidak aman dan regresi (insecurity and regression)
            Keberhasilan dan “masa-masa kejayaan” yang pernah dialami seseorang cenderung menyebabkan ia larut dalam “kenangan” terhadap keberhasilan tersebut dan tidak berani atau tidak mau melakukan perubahan. Contoh regresi ini adalah seseorang yang tidak mau mengubah pola pertaniannya karena ia pernah mengalami masa-masa panen yang melimpah di waktu yang lalu. Rasa tidak aman berkaitan dengan keengganan seseorang untuk melakukan tindakan perubahan atau pembaharuan karena ia hidup dalam suatu kondisi yang dirasakan tidak membahayakan dan berlangsung dalam waktu cukup. Contoh rasa tidak aman ini antara lain seseorang tidak berani mengemukakan pendapatnya karena takut salah, malu dan takut dimarahi oleh pimpinan yang mungkin juga menimbulkan konsekuensi ia akan diberhentikan dari pekerjaannya.
10. Kesepakatan terhadap norma tertentu (conforming to norms)
            Norma berkaitan erat dengan kebiasaan dalam suatu komunitas. Norma merupakan aturan-aturan yang tidak tertulis namun mengikat anggota-anggota komunitas. Di satu sisi, norma dapat mendukung upaya perubahan tetapi di sisi lain norma dapat menjadi penghambat untuk melakukan pembaharuan.
11. Kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya (systemic and cultural coherence)
            Perubahan yang dilakukan pada suatu area akan dapat mempengaruhi area yang lain karena dalam suatu komunitas tidak berlaku hanya satu sistem tetapi berbagai sistem yang saling terkait, menyatu dan terpadu sehingga memungkinkan masyarakat itu hidup dalam keadaan mantap. Sebagai contoh, perubahan sistem mata pencaharian dari ladang berpindah menjadi lahan pertanian tetap akan menimbulkan perubahan pada kebiasaan yang lain seperti pola pengasuhan anak, pola konsumsi dan sebagainya.

12. Kelompok kepentingan
            Kelompok kepentingan dapat menjadi salah satu penghambat dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Misalnya, upaya pemberdayaan petani di suatu desa tidak dapat dilaksanakan karena ada kelompok kepentingan tertentu yang bermaksud membeli lahan pertanian untuk mendirikan perusahan tekstil. Kelompok kepentingan ini akan berupaya lebih dulu agar lahan pertanian tersebut jatuh ke tangan mereka.
13. Hal yang bersifat sakral (the sacrosanct). 
            Beberapa kegiatan tertentu lebih mudah berubah dibandingkan beberapa kegiatan lain, terutama bila kegiatan tersebut tidak berbenturan dengan nilai-nilai yang dianggap sakral oleh komunitas. Sebagai contoh di banyak wilayah, dukungan terhadap perempuan yang mencalonkan diri sebagai pemimpin dirasakan masih sangat kurang karena masyarakat umumnya masih menganggap bahwa pemimpin adalah laki-laki sebagaimana yang diajarkan oleh agama atau sesuai dengan sistem patriaki.
14. Penolakan terhadap orang luar.
            Anggota-anggota komunitas mempunyai sifat yang universal dimiliki oleh manusia.Salah satunya adalah rasa curiga dan “terganggu” terhadap orang asing. Pekerja sosial atau pendamping sosial yang akan memfasilitasi program pemberdayaan tentu akan mengalami kendala dan membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum ia dapat diterima dalam suatu komunitas. Di samping itu, rasa curiga dan terganggu ini menyebabkan komunitas enggan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh “orang asing” yang memfasilitasi program pemberdayaan di daerah mereka.

2.4 Peran Keluarga di Masyarakat

Keluarga sangat berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keluarga itu sendiri adalah adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Fungsi yang dijalankan keluarga dalam masyarakat diantaranya sebagai berikut :
1.Fungsi Pendidikan dilihat dari keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3.Fungsi Perlindungan dilihat dari keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4.Fungsi Perasaan dilihat dari keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.Fungsi Agama dilihat dari keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6.Fungsi Ekonomi dilihat dari kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.Fungsi Rekreatif dilihat dari menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8.Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9.Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Keluarga dapat mempengaruhi kemajuan bangsa, masyarakat, maupun lingkungan hidup sekitarnya. Adapun pengaruh yang diberikan diantaranya yaitu :
a.       Bagi Bangsa
Keluarga dapat dijadikan sebagai tempat pembentukan karakter generasinya melalui pendidikan dalam keluarga. Dengan demikian melalui pendidikan di dalam keluarga dapat melahirkan generasi yang unggul dan berkarakter sehingga dapat mewujudkan cita-cita negara yaitu menjadi bangsa yang sejahtera. Karena semakin baik kualitas komunitas terkecil (keluarga) dari suatu bangsa, maka kesejahteraan bangsa itu sendiri akan meningkat.
b.      Bagi Masyarakat
Generasi yang dilahirkan dalam keluarga dapat dididik menjadi calon pemimpin yang baik. Melalui pendidikan karakter dari orang tua dapat melahirkan calon pemimpin yang kelak dapat memimpin suatu masyarakat tempat tinggalnya. Bila keluarga dapat melahirkan seorang pemimpin yang berkarakter, maka akan member pengaruh positif terhadap masyarakat itu sendiri.



BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Keluarga merupakan bagian dalam masyarakat yang tinggal dalam satu rumah yg berisikan ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga merupakan sistem awal pembelajaran bagi anak untuk mengenal dunia beserta isinya. Secara umum, Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya.
2. Sumber daya manusia adalah suatu benda ekonomi yang langka dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Berbeda dengan benda ekonomi lainnya, sumber daya manusia tidak memiliki wujud fisik sehingga dikatagorikan sebagai benda ekonomi yang berbentuk jasa.
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan dan memberdayakan SDM berasal dari faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang (faktor eksternal). Berikut merupakan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Kendala-kendala tersebut adalah kurangnya hubungan dengan masyarakat luar, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlambat, sikap masyarakat yang tradisional, prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing, adat atau kebiasaan, ketergantungan (depedence), superego, rasa tidak percaya diri (self distrust), rasa tidak aman dan regresi (insecurity and regression), kesepakatan terhadap norma tertentu (conforming to norms), kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya (systemic and cultural coherence), kelompok kepentingan, hal yang bersifat sakral (the sacrosanct), penolakan terhadap orang luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SDA BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam berbagai hal. Baik itu sumber da...